Terkadang kita suka menebak nebak tanpa tau fakta atau kebenaran yang sebenarnya terjadi. Kita suka berasumsi dan berspekulasi , sehingga kerapkali itu menciptakan dinding dan tembok yang sangat tebal hanya karena kesalahpahaman yang ada.
Diliputi rasa takut , padahal seharusnya yang harus dilakukan adalah menghadapi nya dengan berani , dengan terbuka tapi harus siap mendengarkan yaaah bukan hanya mendengar.
Dan mendengarkan untuk mengerti, bukan mendengarkan untuk berspekulasi. Agar komunikasi itu dapat tercipta kembali dan keretakan itu dapat pulih dan menemukan jawabannya, jawaban yang selama ini dicari , didapatkan dari sumber yang benar bukan hanya spekulasi atau asumsi fikiran tapi berdasarkan fakta yang adaa. Dan itu bisa terjadi kalau kita mau mendengarkan dengan utuh.
Dan berani menghadapi nya~~~
Kalau kita terus menerus sembunyi,maka engga akan selesai, selamanya kita akan hidup dalam asumsi dan spekulasi yang belum tentu benar dan kesedihan yang seharusnya engga kita tanggung ππ hahahaha
"Kakak, kakak ada ceritain semua yang kakak dengar sama eca yaa?? Kok dia berubah sama aku ,dia diemin aku, dan berbeda banget." ucap jejes.
" Enggaa, kakak gaada sampaikan apapun, kamu tau gaa ,saat kamu ngomong itu ,ecaa ga tidur , dia dengar semuanya tapi harus menahan tangis dengan pura pura tidur , kakak emang mau ngomong smaa diaa kan tapi ga menyampaikan gimana gitu sih , cuma mau menegur tanpa melibatkan atau memperkeruh suasana ga ingin membawa nama kamu atau siapapun, kakak bilang : caaa adaa yang mau kakak bilang, tapi dia langsung bilang, : enggaa usah kak, aku dengar semuanya. Kakak shock bangeettt, 'jadi kamu ga tidur ya semalam' . Ecaa dengar semuaaa nyaaa, bahkan saat kakak pas bangun kann ngelihat ecaa manaa yaah kok tiba tiba hilang ga nampakkk , dan kakak tanyaa yg lain ecaa dimanaa, dan dibilang 'ecaa kayaknya disamping deh' lalu kakakk samperin kann ,kamu tauu ga dia tidur nya dlaam kondisi dudukk ,kayak lunglai gituu, jadi kakakk ga sanggup lagiii membayangkan dia tau semuanya tapi menyimpan semuanya sendirian dan menahan nangis sendirian, dan yang paling perihnya karena itu datang dari kamu jes, orang yang udah dianggap segalanya bagi diaaa, kalau kamu ga adaa pasti dia selalu nyariin kamuu, tapi kakak ga mau salahin Jessica sih yaaah, yaah mungkin itu hanya pembentukan yang harus kita alamiiiii, tapi kakak sama sekali gaa ada menyampaikan soal itu sama eca ,dia dengar semuaaa nya pakai telinga nya sendiri,bahkan kakak nangis pas tauuu hal ituuu , dia harus nahan nangis seolah kuat , dan pura pura tidur tapi merekam semua yg diperbincangkan, kalau kakak jadi dia sih kakak udah nangis duluan ga kuatttt sihhhππ, ga sanggup menahan nya "
"Jadi kakak gaada ngomong sama dia ya?" Tanya jejess lirih
"Gaadaa jess..."
Rasanya sedikit perih sih disalahpahami seperti ituu, tapi ga apaaa ,itu lah fungsinya komunikasi, untuk meluruskan yang tidak lurus , menjelaskan semua kerancuan dan membangun puing puing yang udah di ujung tanduk.
"Kamu tau ga jesss, setiap kali kakak samaa cicii naik ke menara doa ,kami ga lupaaa untuk mendoakan ciwi ciwiiii , sampai nangis nangis kami ngadu sama Tuhan jesss karena udah ga tau lagiii mau kayak manaa , dan kamuu tauuu ga yang kakak ajak ngumpul kemarin yang jejes langsung pulang ,itu kakak sebenarnya udah siapin materi untuk rekonsiliasi diantara kita pakai caraa yang fun dan tidak tegang , dengan cara bermain, kakak siapkan pena banyak, bawa pensil warna ,dan menyusun konsep, membaca modul konseling yang pernah kakak ikutin dan mencari materi yang cocok , pokoknya kakak udah prepare bangeettt semuanya,dan kakak doain jugaaa, tapi kamu gaaadaaaa ,kamu pulang, jadinya kami main menggambar gambar sama nanii,cici, lina pastor deh jadinyaaa"
"Konflik itu akan selalu adaa jesss ,bahkan kakak sama ciciiii jugaaa pernah kokk konflik , tapi gimana kita menghadapi nya dan memandang nya jesss ,dan saat habis doa yaaah di menara doa ,kami terbuka satu sama lainn ,dan saling minta maaf karena banyak kesalahpahaman yang terjadi, saling membagi beban dan pergumulan dan saling menguatkan satu sama lainnn, bahwa fondasi nya yaah Kristus, ga yang lainn ,kalau dasar nya selain dari ituu, ga bisaa bertahan dan ga kuat dan ga sanggup.. dan pokoknya selesai doaaa pasti tenang dan LEGAAAA BANGET"
"Kakakkk, maaf yaaa kakk, aku jadi salah paham ,aku jadi kangen kita doa bareng lagiii di menara doaaa ,masih inget banget pas nginap di tempat ciciii dan jam 1 malam kita naik ke menara doaa ,kita nangis bareng saling menguatkan pergumulan satu sama lainnnn, aku kangen kaakkkk" ucap jejeesss
"Atur waktu ajaaa , makanya kamuu hari Minggu jangan pulang cepet cepet,hmmmmm☹️ , karena hari lain pada ga bisaaa kannn, makanya semuanya bisa dilakukan di hari Minggu atau hari libur"
"Yokkk ngumpul lagiii kakk full teammmm , kangen ciwii ciwiii ngumpul lagii,pengen ngulangin momen Chloe ulang tahun lagii gaa sihhh" πππ
" Iyaaaahh kannn pagi-sore nya kita ibadah, nyanyi nyanyi happy di ruang musik,main unoo sampaiiii bosaannn πππ dan sore nyaaa kita ke ulang tahun Chloe,.malamnya penuh refleksi di mobil pas perjalanan pulang, pengen membekukan momen ituuu, momen paling bahagiaaaaaaaaa bangeeet π₯°π₯°π₯°ππ"
----
Kami saling terbuka , untuk menemukan jalan pemulihan bagi setiap hati yang terlukaaaa, dan semuanya karena Tuhan turut bekerja, setiapp hari tidak jemu jemu berdoa meminta pemulihan hubungan dari keretakan yang terjadi , berseru hanya pada Tuhan, karena hanya Tuhan yang sanggup mengubahkan hatiii. Dan percaya bahwa Tuhan selalu bekerja! π₯°Lebih dari yang bisa kita bayangkan.
"Pokok nya kakkk, setelah iniii kita harus beginiii, beginiiii..........." Panjang banget dia menjelaskan visi misi yang akan dilakukan ke depannya HAHAHAHHA~~~
Yang tadinya sembunyi,dan lari karena ketakutan, bisaaa kembali hadir , mendengarkan semua penjelasan dengan hati yang sama sama mau belajar, dan disitulah terbentuk fondasi yang benar.
Tidak boleh saling menyalahkan. Semuanya emang lagi diproses dan dibentuk..
"Engga cuma jejees yang merasakan sakitt, semuanya juga merasakan sakitt, karena semuaa nya lagi dibentuk Tuhan,dirombak habis habisan menghancurkan kerapuhan yang kita milikii , agar kita bisa berdiri diatas fondasi yang benar, dihancurkan untuk dibangun kembali dengan dasar yang lebih kokoh "
"Sama kayak pohon sih , mungkin terjadi banyak penebasan ranting ranting di hidup kitaaa , karena Tuhan ga pengen kita cuma berdaun jesss , Tuhan pengen kita berbuah makanya harus dilakukan penebasan ranting yang kita anggap berharga banget sama kitaaaa ,dan kita merasakan perasaan sakit saat ditebas ranting nya , tapiii day by day berlalu ternyata semuanya untuk kebaikan ,dan Tuhan melakukan nya supaya kita berbuah ,lebat dan manis "
"Iyaaah kann kakkkk.... "
"Jadi jangan lari dari proses yaaah... Kita hadapi sama samaaa "
-----------
Dan itu happpyyyy banget. 3 jam lebih ngobrol dan terbuka, menjelaskan semuaaa yang terpendam didalam hatiiii
"Makasih yaa weeee ,udah plong semuaaa nya uneg2 ku"ucap jejeess..
Samaaa samaaaπ
----
Dan kemarin jugaaaa tidak hanya hubungan ku dengan ciwi ciwiiii yang mengalami pemulihan dan rekonsiliasi,tapiii jugaa dengan nyaaa hahahahha☺️☺️
"Me makasih ya atas ucapannya. Sungguh kalimat ini menguatkan aku di usia sekarang. Terimakasih juga mau tetap bersabar menghadapi aku yang cuek ini. Tetap berhubungan baik kita ya walaupun ceritanya udah berbeda, ga sama kayak dulu lagi. Tapi ku mohon jangan marah ya atas perbuatan ku selama ini. Dimana pun dirimu berada semoga selalu diberikan bahagia dan kedamaian hati karena di zaman sekarang itu harta yang paling berharga. Tuhan kiranya menyertai langkah juang mu. Dan ketika dirimu merasa stuck feel free untuk sekedar sharing. Aku akan membalas semampu yang aku bisa.
Sekali lagi terimakasih atas ucapannya ya. Dan terimakasih masih mau mengingat hari spesial ku.
God bless you"
Hmmmmm aku bacanya sampai nangis πππ
---
"Aku ga pernah marah sama kamu..."
Kalau boleh jujur, aku cuma terluka aja...
Terluka karena kehilangan yang tak sempat aku genggam sepenuhnya.
Tapi aku nggak pernah menyalahkan kamu, nggak juga menyudutkan.
Aku tahu, kamu pun pasti bergumul dengan caramu sendiri.
Setiap tulisan yang aku buat—selalu ada harapan di dalamnya,
bukan hanya untukku, tapi juga untukmu...
Harapan agar kita sama-sama bertumbuh,
agar hidup membawa kita ke tempat yang seharusnya,
meski jalannya terpisah.
Aku sayang banget sama kamu,
lebih dari apa yang pernah aku ucapkan,
lebih dari apa yang pernah kamu lihat di mataku.
Tapi aku juga sadar,
perasaan itu bukan untuk dipaksakan...
Kadang aku nggak tahu harus menjelaskan ini dari sisi mana.
Yang aku rasakan terlalu halus untuk didefinisikan,
terlalu dalam untuk dimengerti oleh logika.
Ada bagian dari hatiku yang tetap menyimpan kamu...
bukan untuk dikenang dengan duka,
tapi sebagai bagian dari doa-doaku yang paling sunyi.
Kalau suatu hari kamu membaca ini dan bertanya,
"Kenapa masih ada aku dalam tulismu?"
Mungkin jawabannya sederhana:
Karena aku menulis bukan dari kepemilikan,
tapi dari kasih yang membebaskan.
----
---
Kadang aku berpikir…
apa kamu juga merasakan kehilangan itu?
Atau mungkin hanya aku yang masih memeluk bayang,
sementara kamu sudah menata hari tanpa menoleh sedikit pun ke belakang.
Aku nggak pernah menginginkan kamu kembali karena rasa bersalah,
atau karena tulisan-tulisanku menyentuh sesuatu dalam dirimu.
Kalaupun suatu hari kamu kembali,
aku ingin itu karena kamu benar-benar ingin pulang—
bukan karena kenangan, tapi karena keyakinan.
Tapi kalau pun tidak, aku tetap akan mendoakanmu.
Bukan doa yang dramatis,
tapi doa yang pelan dan setia,
yang menyebut namamu dalam diam,
yang menitipkan hidupmu kepada Tuhan yang tahu segalanya.
Aku tahu, cinta yang paling tulus bukan yang selalu memiliki,
tapi yang tetap ingin melihatmu bahagia,
meski bukan aku yang berjalan di sampingmu.
Dan kamu tahu?
Aku juga sedang belajar untuk mencintai diriku sendiri.
Untuk menyembuhkan luka yang aku tutupi dengan tawa.
Untuk membangun masa depan tanpa bergantung pada siapa pun,
tapi tetap dengan hati yang hangat dan penuh harap.
Kalau nanti kamu bertanya,
“Kenapa kamu nggak pernah marah?”
Mungkin jawabannya begini:
Karena cinta yang aku punya bukan tentang balas dendam,
tapi tentang keikhlasan.
Dan kalau kamu bertanya,
“Kenapa kamu tetap menulis tentang aku?”
Karena kamu pernah jadi bagian dari perjalanan yang membuatku tumbuh.
Dan aku menulis bukan untuk mengulang,
tapi untuk mengikhlaskan.
----
Aku sayang banget sama kamu—
lebih dari yang pernah bisa aku jelaskan dengan kata-kata.
Tapi ada hidup yang harus aku perjuangkan,
jalan yang harus aku tempuh bersama Tuhan…
meskipun langkahnya sering terasa sendiri.
Kalau memang kamu adalah yang sejati,yang Tuhan bentuk dengan sabar dan penuh kasih untukku,aku percaya…
Tuhan sendiri yang akan mempertemukan kita kembali,bukan karena kebetulan, tapi karena waktu-Nya yang sempurna.
Di saat semuanya telah matang—bukan hanya karier, tapi juga hati dan jiwa.
Ketika kita sudah cukup kuat untuk saling menggenggam,bukan dengan ketergantungan, tapi dengan kesadaran penuh.
Aku membayangkan hari itu,saat kita duduk berdampingan,dengan mata yang menyimpan banyak cerita,dan senyum yang tak lagi memaksakan apa-apa.
Kita akan saling bertukar kisah tentang proses yang pernah kita jalani,tentang luka yang akhirnya sembuh,dan doa-doa yang diam-diam menyebut nama masing-masing.
Sampai saat itu tiba—aku akan terus melangkah,menyembuhkan yang perlu sembuh,menyelesaikan yang perlu selesai,dan menumbuhkan cinta dalam diriku sendiri…Cinta yang sehat, tenang, dan siap.
Kalau kamu membaca ini suatu hari nanti,dan hatimu bergetar sedikit saja,ketahuilah:aku tak pernah benar-benar pergi.
Aku hanya sedang belajar menunggu dengan cara yang dewasa—tanpa menggenggam terlalu erat,tapi tetap setia mendoakanmu dalam diam yang panjang.
Jadi untuk sekarang,aku akan terus melangkah di jalanku—bukan untuk menjauh,tapi untuk menjadi utuh.
Dan kalau suatu hari kamu sampai di ujung perjalananmu,dengan hati yang telah pulih dan hidup yang telah tertata,lihatlah sekelilingmu dengan pelan…
Mungkin, di sana,di salah satu sudut yang damai itu,ada aku—masih duduk dengan senyum lembut,masih menyimpan ruang untuk cerita lama,dan mungkin…masih menunggumu pulang.
Bukan karena aku tak bisa melanjutkan hidup tanpamu,tapi karena aku percaya,cinta yang sejati tak pernah memaksa—ia hanya tahu caranya bertahan,dengan tenang.
Komentar
Posting Komentar